Dengan nama Allah tuhan insan biasa dan insan luarbiasa...
Selaut cinta disemai buat insan luarbiasa paling biasa' Muhammad bin Abdullah' serta semua yang mengikut jejaknya...
Dingdong!
Selamat datang ke ululalbab99!!! Entry kali ini khas untuk memperkenalkan semua kepada puak2 ululalbab yang sangat banyak disebutkan didalam Al-Quran. Tahukah anda siapakah ululalbab?
Tak pernah dengar pun
Macam pernah tapi di mana ya?
Errrmm..pernah kut
Tau2 tapi lupa~
hah! jom "duduk bersama dan beriman sebentar"di page ini. Kita berkenalan dengan si Ululalbab dan cuba mentadabbur ayat Al-Quran ini bersama2.
(سورة آل عمران)
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ (١٩٠) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١) رَبَّنَا إِنَّكَ مَن تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ (١٩٢) رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُواْ بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ (١٩٣) رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيعَادَ (١٩٤)
(Ali ‘Imraan 3:190-194)
Mukaddimah:
Di dalam Al-Quran terdapat dua istilah yang hampir bersamaan maknanya iaitu: “Ulamaa dan Ulul Albaab. Kata ‘Ulamaa adalah bentuk jama’ dari ‘Alim iaitu orang yang berilmu tanpa mengira apakah ilmunya. Sedangkan Albaab adalah jama’ dari Lubb yang artinya isi atau inti. Jadi Ulul Albaab selalu diartikan dengan orang yang berakal. Mereka selain banyak mengingati Allah, mereka juga adalah orang yang suka berfikir, menganalisa, menyelidiki alam ciptaan Allah. Betulkah anggapan bahwa ‘Ulamaa adalah orang yang hanya mengetahui ilmu-ilmu agama yang bergelar kiai, ustaz, abuya sedangkan Ulul Albaab pula adalah para cendekiawan atau para intelektual? Sebenarnya pembahagian istilah tersebut kurang tepat. Yang betul ialah setiap ulama mestilah ulul albaab dan setiap ulul albaab hendaklah juga ulama.
Tafsiran:
(190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Ulul Albaab).
Sesungguhnya keindahan penciptaan langit dan bumi serta sistem peredarannya yang seimbang lagi menakjubkan, dan pergantian siang malam silih berganti secara teratur sepanjang tahun yang kesannya dapat kita rasakan dalam kehidupan, kesemua itu adalah tanda-tanda dan bukti akan keEsaan Allah dan betapa sempurna ilmu dan kodrat Nya bagi Ulul Al-Bab. Persoalannya siapakah ULUL ALBAAB itu?
(191) (Iaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk dan dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami daris siksa neraka.
Mereka ialah orang-orang yang mengingati Allah a.k.a "Tadzakkur" dalam semua keadaan. Hal ini digambarkan oleh Allah SWT di dalam ayat: ketika mereka berdiri, duduk dan berbaring. Maksudnya mereka tidak lalai pada kebanyakan waktunya untuk mengingati kebesaran Allah SWT.
Tadzakkur saja belum mencukupi untuk mendapat hidayah Allah. Oleh itu ia mestilah diikuti dengan "Tafakkur" iaitu memikirkan tentang rahasia ciptaan Allah.
Tetapi bidang tafakkur terbatas hanya pada ciptaan Allah saja (makhlukNya) karena terdapat larangan agar kita jangan tafakkur atau memikirkan tentang Dzat Allah Al-Khalik (Zat Yang Maha Pencipta). Akal manusia tidak akan mampu berbuat demikian. Jadi sifat utama Ulul Albaab dalam ayat ini ialah Tadzakkur dan Tafakkur.
Dan didorong oleh sifat tadzakkur dan tafakkur inilah maka Ulul Albaab selalu berkata: Ya Allah, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(192) Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.
Dan setelah berdoa agar Allah melindunginya dari siksa neraka, lalu Ulul Albaab akan berkata: "Ya Tuhan kami sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia."
Ini pula menunjukkan betapa dahsyatnya azab tersebut. Sebab sesiapa yang memohon sesuatu kepada Tuhannya sambil menjelaskan kehebatan apa yang dihajatkannya samada kelezatan syurga ataupun siksaan neraka, maka akan menambah kesempurnaan doanya dan akan lebih ikhlas permohonannya.
"Dan tidak ada bagi orang2 yang zalim seorang penolong pun". Zalim ialah segala yang menyimpang daripada "Shirathal Mustaqiim". Dan Allah mensifati orang2 yang masuk neraka dengan sifat yang zalim. Dan ekoran daripada pengakuannya inilah maka Ulul Albaab akan sentiasa berusaha menjauhkan dirinya daripada segala jeniz kezaliman( syirik mahupun maksiat2 lain) serta hanya memohon pertolongan daripada Allah, pemilik segala kebaikan.
(193) Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (iaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.
Selanjutnya Ulul Albaab memohon: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (iaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman”.
Maksudnya:Setelah Ulul Albaab mengenali Allah dengan pengenalan yang hakiki melalui proses tadzakkur dan tafakkur di atas maka di sini dia mengakui pula tentang sampainya dakwah Rasul (sallallahu alaihi wasalam) kepadanya. Jadi maksud “orang yang menyeru kepada iman” di sini adalah Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam). Lalu seruan tersebut disambutnya dengan segera tanpa sedikitpun ada perasaan ragu.
Inilah yang disebut dalam akidah dengan “Tawassul” melalui amal saleh. Oleh itu mereka segera memohon kepada Allah:
“Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti”.
Dalam doa ini Ulul Albaab memohon 3 perkara:
1.Pengampunan dosa-dosa masa silam
2.Penghapusan kesalahan-kesalahan yang akan datang.
3.Diwafatkan seperti kewafatan orang-orang yang soleh agar mendapat derjat yang tinggi pada Hari Kiamat nanti.
Dan permohonan ini dapat disimpulkan bahwa Ulul Albaab adalah orang yang sangat ingin menemui Allah SWT. Dalam hal ini Rasul (sallallahu alaihi wasalam) bersabda: “Barangsiapa yang ingin menemui Allah, maka Allah juga ingin untuk menemuinya”.
(194) Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji”.
Mereka selanjutnya memohon: “Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau”.
Doa ini pula menggambarkan betapa mantap iman mereka kepada para rasul. Seolah-olah mereka mengatakan: Berilah kami nikmatMu sebagaimana yang Engkau telah janjikan, sama ada kemenangan di dunia ataupun kebahagiaan di akhirat sebagai ganjaran di atas kepatuhan kami kepada rasul-rasulMu.
Doa ini juga menggambarkan bahwa Ulul Albaab tetap juga bimbang akan keteguhan iman mereka kalaulah tidak karena taufiq (restu) dan ‘inayah (pertolongan) Allah SWT.
“Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji”.
Hanya Allah saja yang memiliki segala urusan pada Hari Kiamat. Dia Maha Berkuasa pada hari itu untuk memuliakan dan menghinakan sesiapa yang Dia kehendaki. Tetapi kita sungguh yakin bahwa Allah SWT tidak akan memungkiri janjiNya.
-Ust Dr Abdullah Yasin-
Semoga kita tergolong dikalangan puak2 ini~Ameen~
"Dari Allah, Untuk Allah, Kepada Allah"